Kota Pekanbaru Tidak akan Menunda-nunda Pembangunan Infrastruktur

INILAH sejumlah data aktual tentang Kota Pekanbaru, ibukota Provinsi Riau. Yaitu, kota ini memiliki luas 632.26 kilometer persegi, yang artinya hampir sama dengan luas wilayah DKI Jakarta, ibukota Indonesia. Pekanbaru juga menyandang posisi sebagai kota terbesar ketiga di Sumatera setelah Medan dan Palembang.

Data lain tentang kota ini, merujuk data BPS (Biro Pusat Statistik), menunjukkan kalau penduduk kota ini sudah mencapai 937.939 jiwa. Jumlah penduduk Pekanbaru dipastikan sudah di atas angka satu juta jiwa pada tahun 2014. Sama seperti kota-kota besar lainnya di Indonesia, Pekanbaru juga kedatangan para tenaga kerja dari daerah-daerah di sekitarnya. Setiap hari, sekitar 200.000-300.000 orang masuk ke kota untuk mencari nafkah.

Oleh karena memiliki potensi di berbagai sektor, kota yang kini dipimpin duet Walikota DR. Ir. H. Firdaus DT MT dan Wakil Walikota Ayat Cahyadi ini juga menjadi tujuan utama investasi di Provinsi Riau. Terpilihnya Kota Pekanbaru sebagai Kota Tujuan Investasi Terbaik di Indonesia versi Majalah Sindo Weekly semakin membuktikan anggapan tersebut, kota ini terus menggeliat dan mampu menjelma sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia.

Namun sejauh ini laju pertumbuhan ekonomi di Pekanbaru bisa dikatakan belum merata, makanya Pemko Pekanbaru mencoba menciptakan iklim investasi prospektif, yang diawali dengan pemindahan pusat pemerintahan dari pusat kota Pekanbaru ke Kawasan Industri Tenayan (KIT), yang akan dibangun di atas areal seluas 300 hektar dari 3.000 hektar yang akan disiapkan.

Wilayah lain di Kawasan Industri Tenayan akan dibangun juga Kawasan superblock, terminal kargo, kawasan pergudangan serta waduk. Kawasan ini selain dilalui oleh Sungai Siak yang juga akan dimanfaatkan sebagai jalur transportasi air, juga berada dekat dengan jalur lingkar luar dan jalan tol Pekanbaru Dumai, yang menjadi akses alternatif menuju jalan lintas timur Sumatera.

Di kawasan yang sama, PLN juga tengah membangun PLTU yang rencananya akan menambah pasokan daya listrik untuk Kota Pekanbaru dan kota-kota di Riau lainnya, sebesar 2 x 100 MW. PLTU ini dibangun di Kecamatan Tenayan Raya, dengan luas lahan sebesar 40 ha, dan direncanakan selesai pada tahun 2014.

Pembangunan Waterfront City yang berada 500 meter kiri kanan sepanjang Sungai Siak (8 KM) yang membelah Kota Pekanbaru. Pembangunan KIT untuk daerah administratif Pemerintah Kota itu sendiri direncanakan akan diselesaikan dalam pentahapan multiyears 2014-2016 dengan rencana anggaran sebesar Rp745,500,000.000, diharapkan ke depannya, setelah infrastruktur jalan selesai dibangun di tahun 2014, para investor akan makin banyak berinvestasi di Kota Pekanbaru.

Untuk itu Walikota H Firdaus MT menyampaikan tekad Pemerintah Kota Pekanbaru yang tidak akan menunda-nunda pelaksanaan pembangunan infrastruktur. Apalagi Kota Pekanbaru saat ini menuju kota metropolitan. Hal itu diungkapkan seusai mendengarkan arahan Presiden RI Joko Widodo pada penyerahan penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN) Pekanbaru Kota Besar Terbaik di Indonesia dalam biddang perhubungan darat.

Dijelaskan Walikota, Presiden ingin daerah gagal dalam hal pembangunan insfrastrktur penunjang sarana angkutan umum masal (Saum) seperti layaknya ibukota Jakarta. Pasalnya, 26 tahun lalu ketika Jakarta menghitung laba-rugi dalam pembangunan Mass Rapid Transit (MRT), akhirnya setelah dilanjutkan pembiayaan insfrastruktur justru semakin membengkak.

”Sekitar 26 tahun lalu harga tanah permeter di Jakarta berkisar satu juta sampai dua juta rupiah permeter persegi. Sekarang sudah ratusan juta. Jadi pembiayaan semakin meningkat. Jadi jangan ditunda-tunda untuk membangun insfrastruktur Saum. Jika pembebasan jalan misalnya seratus meter kerjakan dulu segitu, jangan tunggu semua lahan dibebaskan,” ujar Walikota mengutip ungkapan Presiden RI, sebagaimana dilansir bidikonline.com.

Walikota yang hadir bersama Kapolresta dan Kadis Perhubungan menjelaskan, Pemko Pekanbaru sendiri sebelumnya sudah melaksanakan imbauan tersebut. Hal ini terlihat dalam pembangunan insfrastruktor jalan Tol Pekanbaru-Dumai.

”Sepanjang dua setengah kilometer lahan yang harus dibebaskan, telah kami bebaskan. Sekarang kami menunggu dari pihak ketiga BUMN yang telah ditunjuk untuk mulai membangunnya,” ujar orang nomor satu di Pekanbaru ini. Dikatakan, selaras dengan instruksi Presiden, Pemko Pekanbaru juga takut nanti pembiayaan pembangunan insfrastruktur akan membengkak jika pembangunan ditunda.

”Kami tidak mau seperti Jakarta, baik Pemprov, Pemko dan Pemkab lain seperti Siak, Kampar dan Pelalawan harus bersinergi melanjutkan pembangunan ini termasuk pembangunan kawasan Pekan Sikawan. Jangan menghitung laba-rugi, yang namanya membangun sarana transportasi pasti rugi. Tapi ini untuk sarana penunjang peningkatan ekonomi kedepannya,” tegas Walikota.

Wako mengatakan, empat elemen yang harus disediakan pemerintah dalam membangun ekonomi kedepan adalah saranan dan prasarana, pembangunan sanitasi dan air bersih, listrik dan telekomunikasi. ”Jadi Pemko tidak akan hitung untung-rugi dalam pembangunan empat elemen ini,” katanya. (ADVERTORIAL)

 Bersama masyarakaat, Walikota Firdaus meninjau pembangunan jalan. (f: boc)

Bersama masyarakaat, Walikota Firdaus meninjau pembangunan jalan. (f: boc)
 Walikota Firdaus meninjau pembangunan drainase. (f: boc)

Walikota Firdaus meninjau pembangunan drainase. (f: boc)
 Walikota Firdaus meninjau sebuah proyek pembangunan. (f: boc)

Walikota Firdaus meninjau sebuah proyek pembangunan. (f: boc)

Menampilkan Gambar dengan HTML gambar