JAKARTA, AMIRARIAU.COM-Direktur Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan Srie Agustina menyebut dua hal yang memicu murahnya harga karet rakyat.
Kata Srie, kedua pemantik rendahnya harga karet nasional adalah kelebihan produksi (oversupply) serta tidak seimbangnya kapasitas antara petani dan industri.
”Masalah karet, kan karena oversupply di dunia. Muncul beberapa negara baru penghasil karet seperti Vietnam dan Cina. Akibatnya pasokan karet menjadi berlebih,” papar Srie di Kantor Kemendag, Jakarta, Selasa (29/3/2016), sebagaimana dilansir inilah.com.
Masalah kedua, lanjut Srie, ekspor karet Indonesia telalu gemuk sehingga perlu dikurangi. Untuk pasar domestik, serapan karet rakyat hanya 10-15%, sisanya dilempar ke pasar global alias ekspor.
”Jadi, petani itu yang penting bisa jual, jadi tidak mengikuti standar karet. Padahal sudah ada Permendag yang mengaturnya,” papar Srie.
Dikatakan Srie, Kemendag, Kementerian Pertanian dan Kementerian Perindustrin telah bertemu di Palembang, Sumatera Selatan, beberapa waktu lalu. Disepakati adanya pengurangan ekspor sebesar 230 ribu ton.
”Sekarang, bagaimana yang diekspor diupayakan untuk diserap di dalam negeri. Misalnya, untuk bahan baku aspal, industri, dan lain-lain,” ungkap Srie. (ee)
(f: inilah.com)