PEKANBARU, AMIRARIAU.COM-Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tengah resah maraknya perkebunan kelapa sawit di Riau. Mereka melihat wilayah itu makin tertekan dengan seringnya bencana kabut asap akibat kebakaran hutan.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menuturkan, keprihatinan itu juga disampaikan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Menurut dia, Megawati menilai bahwa Riau telah penuh dengan lautan tanaman monokultur seperti kelapa sawit. Sehingga pihaknya tengah mengusulkan apakah perlu dilakukan pemberhentian sementara (moratorium) perluasan kebun kelapa sawit.
”Hutan yang mengandung keanekaragaman hayati yang luar biasa harus dilindungi. Rakerda harus menjawab apakah moratorium dalam waktu tertentu diperlukan dalam menjaga agar kelestarian hutan dapat dijaga. Riau sudah terlalu sering menangis dengan perluasan perkebunan sawit dengan berbagai bencana asap. Karena itulah menjadi relevan untuk menjabarkan Pola Pembangunan Nasional Semesta berencana yang digagas Bung Karno,” kata Hasto menirukan pesan Megawati, dalam keterangannya, Sabtu (19/3).
Pernyataan itu disampaikan Hasto di depan kader partainya saat pelaksanaan rapat kerja daerah (rakerda) DPD PDIP Provinsi Riau. Dia mengaku bangga bangga dengan kebudayaan melayu di wilayah tersebut.
Dia menuturkan, PDIP tercatat sebagai partai yang pertama datang ke Lembaga Adat Melayu. PDIP respek dan mengagumi keseluruhan khasanah kebudayaan Melayu sebagai pilar dari Indonesia yang berkepribadian dalam kebudayaan.
”Budaya Melayu, dalam proses dialektis dengan kebudayaan lain di Indonesia akan menjadi modal diplomasi budaya untuk menggambarkan betapa kayanya kebudayaan Indonesia,” tegas Hasto. Hal itu juga disampaikan dia langsung kepada Ketua Umum Lembaga Adat Melayu Riau, Al Azhar, sebagaimana dilansir merdeka.com.
Selain itu, Hasto tetap meminta mentalitas kader PDIP tetap dijaga. Terutama pentingnya disiplin. Dia meminta para kader tidak menyalahgunakan amanah rakyat. Apalagi saat ini PDIP tengah menjadi partai berkuasa.
”Semua anggota dan kader partai harus menjaga watak dan jati diri partai. Berdisiplinlah dalam mengelola kekuasaan. Jangan korupsi. Jangan salah gunakan kepercayaan rakyat ke PDIP. Tunjukkan kepada rakyat bahwa berpolitik adalah membangun peradaban,” terangnya. (ee)
(f: merdeka.com)