JAKARTA, AmiraRiau.com – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Anwar Makarim menekankan pentingnya program Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Hal itu ia katakan dalam rangka memperingati Hari Kesaktian Pancasila yang jatuh pada Selasa, (1/10/2024).
Menurut Nadiem, Pancasila bukan hanya sekadar hafalan, tetapi harus menjadi bagian dari jati diri bangsa.
“Selama lima tahun terakhir, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) menghadirkan program Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila untuk memastikan bahwa pelajar kita mampu menghayati nilai-nilai Pancasila,” kata Nadiem dikutip dari keterangan tertulis.
Nadiem mengatakan, program P5 merupakan langkah strategis untuk mencetak generasi muda Indonesia yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan berlandaskan nilai-nilai Pancasila.
Program P5 menekankan pada pembelajaran yang aktif, bermakna, dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.
“Saat ini para pelajar di Indonesia tidak sekadar mempelajari Pancasila melalui pembelajaran tekstual, tapi juga terjun langsung ke lapangan dan menggali berbagai nilai Pancasila yang ada di lingkungan,” ujarnya.
Nadiem menuturkan, metode pembelajaran Pancasila berbasis proyek merupakan upaya Kemendikbud Ristek dalam melahirkan sumber daya manusia (SDM) unggul selangkah lebih dekat.
Oleh karena itu, Nadiem berharap semua pihak bisa mendukung implementasi program P5 secara menyeluruh dan berkelanjutan.
“SDM unggul yang memiliki potensi untuk berkompetisi secara global, menguasai teknologi dan ilmu, dan memiliki karakter yang berlandaskan Pancasila. Inilah modal utama kita dalam menyambut Indonesia Emas 2045,” jelas Nadiem saat dilansir Kompas.com.
Adapun pada Peringatan Hari Kesaktian Pancasila tahun ini pemerintah mengangkat tema “Bersama Pancasila Kita Wujudkan Indonesia Emas”.
Sebagai kegiatan inti, upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila digelar di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo.
Pembacaan teks Pembukaan Undang-undang 1945 dilakukan oleh Ketua MPR, Bambang Soesatyo, pembacaan teks Pancasila adalah Ketua DPD RI, AA Lanyalla Mahmud Mattalitti.
Kemudian, bertindak sebagai pembaca ikrar adalah Ketua DPR, Puan Maharani dan upacara ditutup dengan pembacaan doa oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.***
Editor: Alseptri Ady