JAKARTA, AMIRARIAU.COM-Kementerian Sosial (Kemensos) telah menyiapkan sebuah standard operating prosedur (SOP) menghadapi bencana banjir di beberapa daerah yang banyak terjadi secara nasional.
Pihaknya telah berkoordinasi dengan Bulog untuk penggunaan beras cadangan sejak awal tahun untuk menghadapi bencana.
”Sejak awal sudah mulai diantisipasi, karena ritmenya selalu demikian. Kalau kemarau panjang akan diikuti hujan dengan debit yang sangat tinggi,” kata Menteri Sosial (Mensos), Khofifah Indar Parawansa di Balai Kota Malang, Jawa Timur, Senin (15/2), sebagaimana dilansir merdeka.com.
Khofifah mempersilakan Bupati dan Walikota dengan wilayah bencana banjir untuk mengeluarkan beras sebesar 100 ton dari beras cadangan pemerintah. Syaratnya, kepala daerah segera mengeluarkan SK Darurat.
”Ini menjadi quick respon yang harus dilakukan oleh Bupati dan Walikota. Jangan sampai ada warga yang tertimpa musibah tetapi tidak ter-support logistiknya,” katanya.
Quick respon bisa ditunjukkan dengan mengeluarkan SK Darurat yang bisa menjadi pengantar. Kebutuhan beras akan segera terpenuhi dalam situasi bencana.
Kalau 100 ton nantinya masih kurang, Gubernur bisa mengeluarkan SK Darurat sampai 200 ton. Baru di atas 200 ton Mensos yang akan mengeluarkan beras cadangan.
”Ini (banjir) kan baru terjadi di banyak daerah. Kemensos juga telah mengirimkan buffer stock ke masing-masing Propinsi. Propinsi nanti akan mendelivery ke daerah yang terjadi bencana,” katanya.
Stok cadangan tersebut dalam bentuk kasur, selimut, mi yang dapat dimanfaatkan dalam situasi darurat. Secara nasional Kemensos memiliki stok cadangan di Makassar, Palembang dan Bekasi. (ee)
(f: merdeka.com)